SELAMAT DATANG DI SUMENEP INTERVISI MELANGKAH UNTUK MAJU

Burung Srigunting Sudah "Punah" di Sumenep Madura

Dulu sektar tahun 1980-an di kabupaten Sumenep Madura Burung Srigunting (mano' teng-ghuntengan) sangat ngetren dan banyak diburu sebagai burung kicau peliharaan.  Burung dengan warna bulu hitamnya yang pekat dengan ciri khusus yaitu memiliki sepasang bulu ekor panjang layaknya ‘gunting’ ini menjadikan burung ini unik sekaligus memiliki daya tarik tersendiri bagi setiap yang melihatnya.
Tapa sejak tahun 1990-an burung srigunting sudah jarang ditemui di kabupaten Sumenep atau kemungkinan burung itu sudah punah, atau migrasi ketempat lain. Burung ini biasanya sering terlihat berada di pepohonan dekat sawah atau di punggung sapi yang di gembala dipadang rumput layaknya burung jalak.
Tulisan ini memang tidak berdasarkan data observasi ilmiah yang dimiliki oleh badan lingkungan hidup atau LSM-LSM Pemerhati lingkungan hidup dan satwa. Tapi tulisan ini didasarkan kepada pengalaman penulis yang memang sudah tidak menemukan habitat burung srigunting di sumenep atau dipasar burung di Sumenep. Bahakan saat ini kelihatannya yang lagi banyak diburu adalah burung Cendet atau kata orang madura "manok eddes" sebagai burung kicau peliharaan.
Kepunahan atau ketidak beradaan burung srigunting di sumenep madura bisa jadi karena perburuan atau migrasi ketempat lain. Selain itu memang karena tidak ada upaya pemerintah dan masyarakat terutama pecinta burung untuk melestarikannya dengan berupaya membudidayakannya dengan upaya diternakan.
Sekali lagi tulisan ini adalah sebuah bentuk keprihatinan penulis terhadap beberapa satwa sumenep yang apabila tidak ada kepedulian dari masyarakat dan pemerintah sumenep, satwa-satwa itu akan punah akibat perburuan dan kerusakan lingkungan yang mengganggu habitat satwa-satwa itu. Padahal di kabupaten Sumenep madura memiliki berbagai jenis satwa terutama jenis burung yang sekarang banyak diburu oleh penghobi burung kicau atau burung hias. Sebut saja burung cendet, burung kepodang, burung ketilang, burung trucuk, burung glatik, burung pemakan ulat, burung pranjak (mano' ola'), burung lek-olek, ayam hutan dari pulau arajasa, burung but-embut, burung gagak, burung wet-cuet biru laut, burung elang laut, burung hantu, dan mungkin masih banyak lagi burung-burung liar yang mungkin sulit ditangkar ada di Sumenep dan belum terdata.
Bisa jadi sauatu saat nanti bila tidak ada upaya serius untuk konservasi / melestarikannya, satwa-satwa itu sebagai bagian mata rantai kehidupan ekosistem akan punah dari bumi sumenep madura seperti halnya burung srigunting yang sudah tak terlihat ntah masih ada atau sudah benar-benar punah. Wallahu a'lam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar